Kurang lebih lima belas tahun Roman Abramovich sudah menjadi pemilik Chelsea. Tepatnya sejak mengakuisisi saham klub lewat perusahaan investasinya di tahun 2003. Kala itu Abramovich mengambil alih kepemilikan dari Ken Bates yang memilih untuk membeli Leeds United.
Kini lima belas tahun berlalu, dengan semua prestasi yang didapat Chelsea berkat sokongan dana melimpah dari sang bos, Abramovich terancam kehilangan klub yang telah sekian lama ia jalani dengan sepenuh hati.
Hal ini tak lepas adanya pengaruh politik antar Inggris dan negara asal Abramovich, Rusia. Seperti sudah diketahui bahwa kondisi politik antara negeri Beruang Merah tersebut sedang agak bersitegang dengan Inggris saat ini.
Hal ini buntut dari adanya rencana pembunuhan mantan agen Inggris dan putrinya oleh pihak Rusia di Salisbury, seperti dilansir dari 101greatgoals.com (18/03/2018).
Imbasnya, kondisi ini bisa mengakibatkan Abramovich terancam kehilangan klub miliknya tersebut. Seperti yang diberitakan oleh New York Times bahwa Perdana Menteri Inggris, Theresa May dan Menteri Luar Negerinya, Boris Johnson, berencana untuk membalas balik dengan membekukan setiap aset milik para taipan Rusia yang berada di London.
Abramovich sendiri sebenarnya bukanlah orang sembarangan di Kremlin. Abramovich terkenal sangat dekat dengan Boris Yeltsin, mantan Presiden Rusia sebelum Vladimir Putin. Bahkan Abramovich lah yang membisiki Yeltsin agar menjadikan Putin sebagai suksesor Yeltsin.
Hingga akhirnya Vladimir Putin terpilih menjadi Presiden Rusia dan bertahan hingga saat ini. Bahkan hubungan Putin dan Abramovich bisa dibilang ibarat ayah dan anak seperti yang tertuang di buku biografi Putin karangan Chris Hutchins.
Tapi beredar kabar juga bahwa hubungan kedua orang ini sudah tidak seperti dulu. Sehingga banyak yang berspekulasi jika salah satu alasan Abramovich membeli Chelsea adalah untuk perlindungan seandainya dirinya dikejar oleh Putin. Entah mana yang benar.
Tapi terlepas dari itu, Inggris tak akan peduli apa yang terjadi antara Abramovich dan Putin. Rencana pembekuan dan pengambilalihan aset para konglomerat Rusia di Inggris sepertinya bisa saja terjadi. Pun dengan rencana boikot Piala Dunia di Rusia nanti.
SUMBER


